Banyak
yang mengatakan bahwa wanita adalah tempat persinggahan kaum pria. Yang
dijadikan objek untuk bersenang-senang dan pelampiasan hasrat semata. Ada yang
mengatakan bahwa wanita itu sangat pemalu sekali, sangking pemalunya ia mampu
meluluhkan jutaan kaum pria.
Menurut
filsafat Marxisme, perempuan adalah milik kaum laki-laki. Perempuan dibebani
untuk bekerja membanting tulang seperti selayaknya laki-laki sehingga kaum
perempuan tidak bisa melakukan tugas sebagai istri, ibu bagi anak-anaknya, dan
menjaga rumah tangga dari kehancuran. Filsafat Barat Amerika, menganggap
perempuan harus melepaskan tugas keperempuanannya sehingga tidak ubahnya mereka
sebagai barang dagangan seperti mobil, kulkas, dan televisi. Gambar mereka
terpajang di sampul-sampul majalah tabloid bahkan foto-foto bugil mereka dengan
sangat mudah dilihat lewat internet maupun media yang lain. [1]
Yang
menjadi pertanyaan adalah apa hubungan
antara wanita dengan iklan mobil,kulkas, televisi, dan iklan –iklan yang
lainnya yang menampilkan wanita disana? Jika kita seorang muslimah yang baik
tentunya kita mampu menjawab pertanyaan besar itu.
Lalu,
Bettany seorang pastur, dalam bukunya Agama-Agama
Dunia menuturkan bahwa, “ karakter perempuan tidak terukur dalamnya, bagai
ikan yang berlatih dalam air, dan menurut tabiatnya mereka selalu menggoda
siapa saja yang dijumpainya. Selalu berdusta dengan siapa serta selalu
memutarbalikkan kebenaran dan berkata kebonhongan.” [2]
Pastur
St. John Chrysston dalam Cahyadi Takariawan, berpendapat, “perempuan adalah makhluk
yang paling jahat, patut mendapat kesengsaraan, dia benar-benar penggoda dan
menambah penyakit”. Sedangkan Pastur St.Clement dari Aleksandria, “Tidak ada
satu pun yang dapat mendatangkan aib bagi laki-laki, walau dengan berbagai
alasan, kecuali banyak dilakukan oleh perempuan”.
Paham
tentang wanita sebagai orang lemah lembut, permata, bunga, dan sebaliknya pria
sebagai orang yang cerdas, aktif dan sebagainya, selalu mewarnai kehidupan.
Sampai sekarang, paham yang sulit dihilangkan adalah terjadinya hegemoni pria
terhadap wanita. Bahkan, perempuan dijadikan
obyek citraan yang manis, citraan yang diselubungi derap seksual , dan
perempuan adalah figur yang patut diperebutkan oleh laki-laki, terutama karena
kecantikan dan kebolehannya. Pint pentingnya adalah perempuan harus setia
kepada laki-laki (Endraswara, 2003:143-144).
Dengan
begitu banyak statement di atas,
apakah kita setuju bila sosok perempuan digambarkan dengan statement kenegatifan? Tentu tidak, bukan?
Disinilah
islam hadir memberikan embun penyejuk bagi wanita, membersihkan segala
perserpsi negatif tentang wanita. Islam pulalah yang mengangkat derajat wanita
menjadi teragung, dan dengan begitu detailnya islam menjabarkan bagaimana fitrah seorang perempuan muslimah yang sesungguhnya.
Muslimah
dan Fitrahnya sebagai perempuan. Apa yang terfikir oleh kita? Sebuah kewajiban,
tantangan atau apa?
Tidak,
semua ini adalah fitrah. Fitrah yang diberikan Allah kepada makhluk yang
bernama wanita yang notabenenya adalah
muslimah. Lalu, pertanyaan kita adalah
bagaimana islam memberikan gambaran tentang peran kita sebagai seorang perempuan muslimah?
Islam
mempunyai tujuan kenapa sosok perempuan dihadirkan di muka bumi ini. Allah
mempunyai skenario yang telah selesai digarap tentang kehadiran perempuan
muslimah ini. Dan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah dimuka bumi ini
memiliki peranananya masing-masing. Begitupun dengan sorang muslimah. Nah,
inilah peranan muslimah yang sesungguhnya:
Sebagai
hamba Allah. Seorang muslimah adalah hamba Allah itu pasti. Lalu apa tugas kita
disini? Tugas kita sebagai muslimah adalah berbuat kebajikan. Allah telah
menjelaskan begitu detail dalam al-quran surat An-nahl:97.
Muslimah
adalah seorang anak. Muslimah adalah hasil dari rahim yang begitu kuat
menampung selama sembilan bulan. Apa yang bisa kita berikan sebagi seorang
muslimah kepada pemilik rahim yang begitu kuat menampung kita sembilan bulan?
Hanya berbakti dan mencoba untuk membahagiakan pemilik sang rahim itu dan juga
kepada penjaga sang pemilik rahim, itulah yang bisa kita lakukan. Allah telah
begitu detail merangkan dalam kalamnya.
Sejatinya
seorang adam diturunkan dimuka bumi ini tidak lah sendiri, ada hawa yang
menyertainya. Dalam dekapan cinta Allah mereka dipertemukan. Begitupun seorang
muslimah, ia hadir di muka bumi untuk dipersiapkan menjadi seorang istri.
“Di balik keberhasilan pembesar,
ada wanita hebat”.
Setelah
menjadi seorang istri, tentu ia akan menjadi ibu. Ibu bagi anak-anaknya.
Disinilah seorang muslimah begitu penting, memiliki tanggungjawab yang luar
biasa bagi anak-anaknya.
“Seorang Pemyair bahkan mengatakan
bahwa seorang ibu ibarat sekolah. Apabila kamu siapkan dengan baik. Berarti
kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya.”
Peranan
seorang muslimah bukan hanya berkutat pada anak-anak, dapur, dan suami. Tetapi
ia mempunyai amanah di luar rumah. Bagaimana seorang muslimah berinteraksi
dengan tetangga dan anggota masyarakatnya. Seorang muslimah tidak boleh menutup
diri dari anggota masyarakat, karena pada hakikatnya muslimah adalah bagian dari masyarakatnya itu sendiri.
Cukup
singkat, penjabaran tentang peranan muslimah dan fitrahnya sebagai perempuan.
Tetapi, yang harus diingat adalah dari yang singkat itu ada sebuah amanah yang
cukup besar untuk kita emban sebagai seorang muslimah.
Menyesalkah
kita, yang terlahir sebagi seorang wanita muslimah? Oh, jangan. Jangan pernah
menyesal. Kita punya kedudukan spesial di mata Allah. al-quran saja memberikan
pembahasan yang khusus tentang wanita muslimah. Haruskah kita minder?
Jadi,
kesimpulannya fitrah seorang muslimah adalah sebagai hamba Allah, sebagai
seorang anak, sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai anggota masyarakat.
Jangan pernah menyesal menjadi seorang muslimah. Jalani fitrah kita dan tetap
semangat.
Referensi
Endraswara,
Suwardi.2003.Metodologi Penelitian
Sastra.Yogyakarta:Pustaka Widyatama.
2011.Keakhwatan
“Bersama Tarbiyah Ukhti Muslimah Tunaikan Amanah”.Surakarta:Era
Adicitra Intermedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar